Posts

Puisi ‘M Aan Mansyur’ Mengunjungi Museum

Mengunjungi Museum 1. Ada remaja abadi yang tidak kaukenal dalam diriku. Selalu, di museum yang sama, ia seperti patung belum dirampungkan pahat. Ia tak mampu membedakan antara menghadapi lukisan dan berdiri di puncak tebing. Ia menjatahkan diri ke semesta benda-benda di bingkai ketika belum jadi bangkai atau hantu. Tempat tidur dan segala yang tertanggal di atasnya masih pepohonan. Bekas luka dan kesendirian perempuan itu masih kuda muda liar dan senyuman. Dan lain-lain yang hanya terlihat jika kausentuh. Waktu, umpama, sebelum terkutuk jadi kalender atau jam dinding yang ketagihan mengulang hidup dan tidak menyelesaikannya. Dunia lama selalu baru terjadi di hadapannya. Ia menjauhkan diri dari segala yang ada di luar pintu museum. Ia merasa terjebak di antara doa dan ciuman pertama. Jika ia menganggap lukisan sebagai keindahan, semesta itu memudar. Ia tidak ingin aman dan tercatat sebagai penghuni masa lampau terlalu cepat. Ia dan seorang gadis di se
Image

Gambar untuk Sebuah Petang

Image
KITA memang tak pernah benar-benar siap.  Waktu, dengan tangannya, kita tertangkap. Kita murid di kelas jauh, dengan pelajaran terlambat, atau belum saatnya diberikan.  Ada selembar fotografi, gugus geometri, yang kau curi, dari perempuan lain yang menggelincir, pada mimpi berwarna tua, yang miring-licin. Tubuhmu, harus kumengerti sebagai rumus sudut-sudut siku. Rumit, dengan angka-angka berbaris lama, panjang di belakang nol & koma.

Debu (Ya, Benar Debu) Bulan Juli

 JULI bersembunyi dari aku, pada lembar kalender yang terlupakan di dinding dapur itu. Aku, sia-sia saja mengelak dari debu. Debu, tak peduli pada Juli di kalender yang tak pernah kumiliki itu.            Aku dan Juli, nyaris saja tak saling kenal lagi. Aku dan debu, masih saja bersapaan, hanya sekadar sebagai basa-basi. Debu dan Juli seperti biasa, tetap saja saling menipu diri, menguning di kertas itu.

Aku, Dia, dan Kamu

Image
AKU di dalam sajak-sajakku bisa menjadi dia, bisa menjadi engkau, dan tentu saja juga tetap sebagai aku.  Sajak dengan begitu, bagiku, adalah percakapan antarbagian diri saya sendiri. Itu mengasyikkan. Dan hanya dengan itu dialog dalam diri saya sendiri bisa muncul. 

siapa tau bbergunaa

Daripada Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah saw. bersabda,  “Tidaklah akan berlaku qiamat, sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di sebalik batu dan pohon kayu, lalu batu dan pohon kayu itu berkata, (Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada dibelakang saya. Kemarilah!l Dan bunuhlah ia!”, kecuali pohon gharqad (semacam pohon yang berduri), kerana sesungguhnya pohon itu adalah dari pohon Yahudi (oleh sebab itulah ia melindunginya)”.

tingaal kenangan ndaaa,,,

Image
kudu ngene meneh.,.,. hemmmm angel watae........